Dec 16, 2015 | Blog
Author: Winarso | Sumber Group WA Smansa Tegal 16-12-2015
Pernah ada yang mainan IRC ….Internet Relay Chat?
Itu adalah chat room zaman dulu….
Sebelum ada WA seperti sekarang ini….
Saya ingin mengutip salah satu wisdom word dari pendiri intel namanya Andrew Grove….
Dia mengatakan begini :
Success breeds complacency. Complacency breeds failure. Only the paranoid survive.
Tidak lama setelah IRC…muncul sebuah tekhnologi lain…namanya ICQ …bacanya I seek You….sebuah sistem instant messenger.
Sound effectnya keren banget, saat ngetik bisa persis seperti suara mesin ketik.
Apalagi suaranya diputar di speaker desktop segede bagong….mantep dah. Serasa punya komputer paling canggih sejagat….??
Tentu saja Yahoo Messenger tidak tinggal diam….
Sebagian orang pindah ke Yahoo Messenger dan sebagian lagi pindah ke MSN messenger…..
Dan ……..semua dari kita tahu…mereka semua dilibas habis oleh tekhnologi dahsyat dari Canada….
Sebuah handphone yang tombolnya banyak banget….
Kalau sudah pakai HP ini…kesannya sibuk luar biasa….
Seperti executive aja….?
Padahal sedang BBM-an….??
Hanya yang paranoid (baca : tidak cepat puas) yang bertahan hidup….
Masih ingat Motorolla Star Tac yang legendaris?….Film holywood bintangnya selalu pakai ini….??
Digilas dengan mulus oleh Nokia, HP sejuta umat…?
Nokia disenggol Blackberry…
Blackberry dipepet Iphone….
I phone disalip Android….
Sudah terlalu banyak yang tertendang oleh kesuksesan sendiri….
Richard Branson dari Virgin Airline punya pendekatan berbeda….
Saat mendapat penghargaan ” Best Business Class Seat, “…mereka sudah sibuk melakukan riset “untuk mengalahkan diri sendiri.”
Maka apa yang dikatakan oleh Andrew Grove tadi menjadi relevan…..
Success breeds complacency.
Complacency breeds failure.
Only the paranoid survive.
Sukses melahirkan kepuasan (baca : kesombongan).
Kesombongan melahirkan kehancuran.
Dan yang feeling “stay foolish and stay hungry” (Pinjam istilah Steve Jobs)….atau paranoid menurut Grove…itulah yang akan survive.
Apakah Smansa Tegal yang akhirnya kalah dengan SMA 3….masuk dalam kategory Complacency breeds failure?”
Sampai hari ini pun saya masih tidak habis pikir…Smansa yang legendaris….mencetak para pemimpin kalah dengan SMA 3….SMA baru…yang saat itu resources guru-gurunya….kelas 3 lah…..??
Itu juga kali yah yang dirasakan Motorolla, Siemens, Nokia, ….saat HP mereka digilas pesaing….
Masih tidak percaya….
Tapi faktanya sudah kalah….???
Dec 15, 2015 | Blog
Author: Winarso | Sumber Group WA Smansa Tegal 15-12-2015
Sebenarnya pagi ini saya mau sharing tentang pentingnya memanggil nama seseorang….
Bukan What’s in the namenya William Shakespeare…
Ini juga bukan tentang labelling…
Widyo:
Saya juga sudah lama sebenarnya mau ngomong masalah itu
Sebenarnya, secara etika, sebaiknya kita memanggil orang itu sebagaimana dia ingin di panggil
Biasanya tertera jelas pesannya saat dia menuliskan nama pada user name nya
Itu pesan, dia ingin dipanggil seperti yg tertera
Secara etika juga, jangan biasakan memanggil orang dengan panggilan atau sebutan ybs tidak suka
Dalam agama islam juga diajarkan seperti itu
Kalau saya manggil pakai awalan om atau mas sih sebagai bentuk kesopanan dan penghargaan
Kesannya lebih akrab dan ngajeni
Khas jawa…?
Tapi no matter…
Pernah nggak kita kenalan dengan banyak orang….tapi setelah itu lupa semua nama mereka….
Padahal nama = emas, intan bahkan lebih hebat dari itu…
Cobalah menginap di hotel dan ambil kelas kamarnya yang agak bagus….
Ada satu hotel…yang kalau kita menginap di situ semua informasi tentang kita, disebar ke karyawan hotel itu….
Jadi saat kita akan breakfast atau saat jalan di lobby hendak tanya ke customer service…mereka bisa langsung menyebut nama kita…Selamat malam Pak Sanuri, Selamat pagi Pak Eko…dst….dst…
Apa perasaan kita saat kita masuk sebuah masuk ke sebuah Bank atau restoran….lalu ada penerima tamu yang menyebut nama kita?
Kita merasa terhormat….
Mungkin bagi sebagian orang…tau nama seseorang tidak ada artinya…..
Namun sebenarnya tau nama orang lain itu besar…dan “sakti” manfaatnya….
Saya pernah naik pesawat di salah satu maskapai terbesar dan terbaik di Indonesia. Dengan ramah saya memanggil seorang flight attendant lewat namanya…..
Saya berusaha menghafal namanya….
Dia kaget dan tidak lama kemudian, diapun bisa memanggil saya lewat nama.
Dia langsung cek di flight manifest (daftar penumpang)…
Dia menyampaikan, ” Saya nggak enak. Masa bapak tahu nama saya, tapi saya nggak tahu nama bapak. ”
Karena memanggil orang dengan namanya (tentu ditambahi honorefic prefic) saya sering diperlakukan istimewa. Bisa masuk ke tempat-tempat yang seharusnya tidak boleh masuk. Mendapatkan pelayanan spesial. Ekstra senyum, ekstra ramah dll…..
Mungkin kedengaran kecil sekali, namun besar manfaatnya. Saat kita memanggil,” Mas tolong angkat barang saya yah,” akan sangat berbeda hasilnya dengan,” Selamat siang Mas Anto, boleh saya minta bantu angkatkan barang saya?”
Hanya perbedaan panggilan saja, hasilnya bisa beda langit dan bumi….?
Bagi kita yang menjadi penyedia jasa…(bukan jasa esek-esek pastinya…??) mulailah memanggil klien kita dengan namanya…..
Lihat hasilnya…..
????
Salam dahsyat pagi ini untuk semua anggota smansa….??
Angger nang WAnan tah kanca akrab diundang apa bae olih…..??
Nick name for close friends….??
Materi sharing berikutnya : Repetitio est mater studiorum.