Jan 20, 2016 | Blog
Lirik Lagu Pelan-Pelan Saja – Kotak
ku tahu kamu pasti rasa
apa yang ku rasa
ku tahu cepat atau lambat
kamu kan mengerti
hati bila dipaksakan
pasti takkan baik
pantasnya kamu mencintai
yang juga cintai dirimu
cuma kamu
reff:
lepaskanlah ikatanmu dengan aku
biar kamu senang
bila berat melupakan aku
pelan-pelan saja
tak ada niat menyakiti
inilah hatiku
pantasnya kamu mencintai
yang juga cintai dirimu
cuma kamu
repeat reff
pelan-pelan saja
repeat reff
pelan-pelan saja
(lepaskan aku, lepaskan aku, lepaskan aku)
pelan-pelan saja
Jan 12, 2016 | Blog
Yanu di meeting komite sekolah pernah melontarkan sbb:…
Tak lanjutkan…sebentar saja…tentang pendidikan di sekolah….
Tentang beberapa guru di sini…di tempat anak saya sekolah…
Di kurtilas….kurikulum duaributigabelas..itu kan banyak detail-detailnya….
salah satunya tentang “moralitas”…
Dalam sebuah kesempatan…ada catatan di raport anak saya…anak saya ditulis di situ tidak mau bekerja sama…
Lalu saya elaborasi….
Saya tanya ke gurunya…karena kerjasama, menghormati orang dan lain-lain itu jadi value di keluarga kami….
Saya juga tanyai anak saya dalam sebuah dialog rileks….
Anak saya mengatakan…ballpoint, penghapus, sendok…pernah dipinjam kawan-kawannya…tapi tidak dikembalikan….hilang….
Itu terjadi beberapa kali…
Anak saya ini perempuan…
Maka reaksinya…saat dipinjam lagi nggak mau….
Dan teman-temannya…melaporkan itu ke gurunya….
Di komite sekolah…saat di mana komite berwenang “ngajari” dan membantu para guru….saya sampaikan ini…..saya bilang….
Seorang guru…saat mendidik soal moralitas…harus lengkap…misalnya dalam soal tanggung jawab…accountibility…
Menjadi peminjam…sebenarnya kan posisi kalah…
Tapi jarang guru memberi pelajaran nilai-nilai moral bahwa mereka yang meminjam punya tanggungjawab untuk mengembalikan…
Mereka anggap karena barang murah…maka…menyia-nyiakan kepercayaan si peminjam….
Tidak hanya terus menerus digenjot bahwa orang harus memberi, meminjamkan dst…dst….
Tapi juga moralitas si penerima, si peminjam…itu juga ada ‘adabnya…ada tata kramanya.
Dalam dunia nyata..ada orang yang hidupnya susah…saat diberi bantuan…yang dibeli tupperware….atau yang tidak primer seperti itulah…
Guru….akhirnya lebih teliti..saat mau memberikan komentar di raport siswa….
Harus both cover side…
Karena penilaian yang salah akan menjadi “label” bagi seseorang dan akan dibawa sampai besar nanti.
Nilam: Itu pentingnya komite sekolah sbnrnya.. guru butuh partner utk “menerapkan” kurikulum baru sesuai dg tujuan dan sasarannya
Monggo ibu2 guru kalo mau mengulas lbh dalam
…
Aan Tri Yuliana:
Aku jg ga setuju dg kurtilas
Makane sdh kuperbaiki
Sekarang jd kurikulum nasional hhhh
Penilaianne tdk obyektif
Khusus utk mat tdk bisa diterapkan
Apakagi utk math smk
Tdk bisa disamakan dg sma
Matematika ilmu abstrak
Tdk semua materi bisa diterapkan dlm kehidupan sehari2
Contoh bentuk akar atau logaritma
Sulit menerapkan kedua materi itu dlm dunia nyata
Ilmunya pasti
Tapi bentuknya abstrak dab real
Maka ada bil real dan bil imaginer
Terkenale bil komplek
Nah kalo analisa bil real dan struktur aljabar itu sgt abstrak
Saking abstraknya hampir semua orang tdk bisa menganalisa
Paling yg mau jadi dosen sing seneng
Wis selesai
Hhhhh digorohi gelem
Tentang penilaian pengetahuan sdh jelas diambil dari nilai tes
Sedangkan nilai sikap dan ketrampilan tdk bisa diukur dg matematika
Paling jika ada anak bisamenjawab di dpn kelas secara cepat baru disebut trampil atau sangat trampil
Tapi itu sebetule juga yg dinilai pengetahuane
Bukan ketrampilan seperti membuat roti etc
Sulit juga penilaiane ketrampilan apalagi sikap
Semua siswa jk diwulang bersikap baik itu tok
Author: Winarso | Sumber: Group WA Tanggal 12-01-2016
Jan 12, 2016 | Blog
Dalam taktik dan strategi militer
Di kenal dengan ajaran yang sudah teruji di lapangan
Bahwa kita harus menghadapi musuh sesuai dengan keadaan musuh, dengan kekuatan 2-3 kali lebih besar
Misalnya, lawan melancarkan serangan konvensional, maka kita hadapi dengan pertahanan konvensional
Lawan melancarkan taktik gerilya, maka kita hadali dengan taktik lawan gerilya
Lawan melancarkan serangan dengan titik berat tank tempur
Maka kita hadapi dengan taktik tank lawan tank….
Saat orde baru, saat ‘militer’ berkuasa…lawan yang di hadapi adalah komunis
Kekuatan dari komunis sebagai ideologi, adalah indoktrinasi….
Maka, cara menghadapinya adalah dengan indoktrinasi juga untuk melawan ideologi komunis
Pilihannya saat itu yang tersedia adalah Pancasila
Maka ideologi Pancasila itu harus didoktrinasikan ke seluruh wn yang berpotensi untuk melawan ideologi komunis itu
Indoktrinasi tidak bisa dihadapi dengan diskusi bebas
Apalagi dengan pikiran terbuka…
Krn pasti kalah…
Saat ini pun, komunisme sedang berusaha bangkit kembali di indonesia
Tapi, metoda yang digunakan sudah bergeser dari metoda saat perang dingin dulu
IT saat ini sedang booming
Semua orang pegang hp
Jarang lagi ada pengumpulan massa utk melakukan indoktrinasi
Tapi metoda agitasi, adu domba, penyebaran berita bohong, dsb tetap dilakukan
Kalau dulu medianya pamflet
Skr melalui viral di medsos
Pembuatan meme, dsb
Khusus ttg meme ini, pendekatannya memang sangat halus
Bagi sebagian orang, ini gambar lucu”an….
Padahal…dalam ilmu komunikasi massa, kalau tidak salah ada metoda desakralisasi atau degradasi suatu value melalui ‘pelecehan sistematis’ dengan gambar” lucu
Seperti biasa, pasti banyak orang yang tidak percaya….
Dan menganggap itu hanya paranoid
Tapi….seperti yang sudah jamak diketahui, tempat persembunyian yang paling aman adalah di tempat keramaian….
Untuk menghadapi model spt ini, mau tidak mau ya harus menggunakan taktik yang sejenis
Dalam ‘perang’ model bengini, rakyat awam adalah sarana dan senjata yang potensial utk digunakan memukul lawan
Apalagi seiring dengan semakin berkembangnya demokrasi di negara kita, dimana suara terbanyak yang menentukan
Padahal kita tahu kan, bahwa yang terbanyak itu belum tentu benar dan baik…
Author: Widyo Hartanto | Sumber: Group WA Smansa
Jan 12, 2016 | Blog
Jabrig: Om Win kae neng brita hrg saham Freeport anjlok….ada apa lg ? skenario or what hapened.??
Brik Saham Freeport anjlog correct….
Presiden komisarisse wis dipecat….
Padahal Moffet mbiyen pemegang saham mayoritas….
Jabrig: Trs pemilik saham nya jg mundur yaa…seng wong sugih amerika ne…
Dipecat Brik…dudu mundur…
Mundur itu Eufemisme…??
kan termasuk prog semi trade nya USA….yaa…
Brik sing jarene mundur kuwe ya Jim Bob kuwe…Robert James Moffet….
Dulu di rezim Soeharto…Jim Bob pemegang saham mayoritas…dan cukup pegang keluarga Cendana…
Lalu saat oil lagi booming…dia jual saham FCX (Freeport Mc Moran) ….dan dia beli saham-saham perusahaan oil & gas….
Sehingga kepemilikannya di FCX menjadi kecil….
Tapi karena para pemilik saham gabungan yang terdiri dari banyak orang….masih teman-teman dekatnya…mereka sepakat Moffet tetap yang jadi Chairman of the Board (Presiden Komisaris).
Moffet pernah membawa saham Freeport $60 per share….
Sekarang saham Freeport di Nasdaq, Dow Jones, Wall Street, …hanya laku $6 per share…
Faktor kenapa turun….banyak sekali….
10 tahun lalu…Freeport mengakuisi tambang-tambang di Chile dan Peru….
Termasuk di dalamnya tambang Molibdenum….
Merger dan akuisisi ini dilakukan salah satunya untuk mendongkrak harga saham….
Harga saham memang saat itu naik….
Tapi sebentar.,,,
Karena setelahnya banyak tambang yang bermasalah, either karena harga komoditinya jatuh, atau karena faktor-faktor lain….sulitnya goverment regulation…atau lainnya….
Tahun lalu…
Ada pengusaha minyak kaya…namanya Carl Ichaan….
Dia jual sahamnya di perusahaan minyak di US dan beberapa tempat lain…..
Dan dia beli saham FCX…sehingga kepemilikannya mencapai 8,8%….
Dan ini menjadi pemilik tunggal yang paling besar….
Moffet tadi …tinggal 3,5%…
Pemerintah Indonesia saat ini 9,8%…
Carl Ichaan ingin cepat-cepat mendongkel Moffet….
Tapi dia tidak bisa melakukan itu…karena para pemilik saham…hampir sebagian besarnya kolega Moffett…
Kasus Papa minta saham Setnov….muncul di publik….dan itu menimbulkan reaksi negatif di bursa saham internasional….
Kasus Papa minta saham Setnov….muncul di publik….dan itu menimbulkan reaksi negatif di bursa saham internasional….
Alhasil saham Freeport terus terjun bebas…akibat sentimen negatif ini….
Sekarang Carl Ichaan dapat momentumnya….
Rapat pemegang saham akhirnya memutuskan Moffett dipecat dan diberi gelar kehormatan “Emeritus”….karena telah berjasa untuk Freeport selama 50 tahun….
Program Carl Ichaan selanjutnya adalah cost cutting dan rasionalisasi….
Ichaan bilang gaji executive Freeport too big…..
Dan too many employees….
Dia akan merampingkan manpower FCX….accross the board…site wide….
Tapi nanti saat di Indonesia…dia akan berhadapan dengan SPSI…Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Freeport….yang punya reputasi membawa karyawan Freeport mogok 3 bulan lamanya….??
1 hari mogok…rugi 10 milyar….
Gerald Ford dan Carl Ichaan harus menghadapi persoalan kontrak karya yang jadi mainan para politisi di Senayan….
Juga menghadapi SPSI….
Perusahaan membentuk badan baru namanya SBSI…sebagai tandingan SPSI….
Supaya mereka bertengkar sendiri….??
Kompleks pokoknya….???
Sudah segini dulu…..
Terkadang ada pertanyaan begini :
Nanti kalau divestasi saham sudah dilakukan…saham pemerintah jadi 20%….
Berarti pemerintah jadi pemegang saham mayoritas…..
Betul….tapi untuk pengambilan keputusan..supaya jadi 51%….Pemerintah harus lobby pemegang saham lain….
Kalau tidak….mereka yang bergabung menjadi 51% yang pegang kendali….
Itu sebabnya secara corporate…pemerintah lemah di Freeport..yang bisa pemerintah mainkan adalah “Government Regulationnya”.
Author: Winarso | Sumber: Group WA Tanggal 12-01-2016
Jan 12, 2016 | Blog
Pagi ini service excellence saya isi dengan Hello effect….
Mumpung durung sibuk kyeh…?
Kira-kira kalau kita lihat orang 5 detik pertama dengan 3 bulan hasil sama atau tidak?
Menarik nih….
Karena you will get impression from others dalam 5 sampai 10 detik pertama….
Jawaban kebanyakan orang…saat ditanya beda nggak penialian 5 detik pertama dengan 3 bulan….biasanya jawabanya : Tentu saja beda!”
Kita berasumsi bahwa tiga bulan tadi akan menghasilkan informasi yang lebih banyak dan akurat.
Sehingga penilaiannya akan berbeda.
Mari kita lihat…
Seorang psikolog dari Stanford University, Nalini Ambady, melakukan survey yang sangat menarik.
Sekelompok murid diminta mengamati tiga belas orang pengajar lewat video….
Video ini sudah dibuang suaranya….
Sehingga mereka hanya bisa menilai lewat gambarnya saja.
Masing-masing gambar hanya ditampilkan selama 30 detik saja.
Lalu, para murid diminta hasil penilaiannya. …
Bagaimana pendapat para murid tentang masing-masing pengajar: Orangnya seperti apa, apakah pengajar itu ramah, percaya diri, kompeten, atau aktif…dll…
Kali ini dalam waktu hanya 15 detik.
Setelah semua video pengajar tersebut ditampilkan selama 30 detik, video tersebut ditampilkan ulang….
Lalu, bahkan dipersingkat lagi dalam 6 detik.
Setiap kali, entah itu yang 30 detik atau yang enam detik, para murid bisa langsung melihat mana guru yang paling efektif dan sukses !
Ada hasil yang menarik.
Mereka bisa menilai dengan sangat akurat.
DR. Ambady meminta para murid untuk masuk ke kelas sang pengajar dan belajar sampai akhir semester.
Berikutnya….
Hasilnya tetap relatif sama.
Lalu penilaian mereka diminta lagi.
Hanya sedikit yang berbeda dengan hasil pengamatan enam detik. Menarik!
Ada yang mengatakan efek pandangan pertama itu hanya sekejap saja. Tapi menurut penelitian di atas, pemikiran itu kurang tepat. Efek pandangan pertama bisa jadi melekat selamanya.
Saat pertama kali mendapatkan kesan, kita langsung menilai…
Setelah itu, apapun yang terjadi sesudahnya, kita berusaha memasukkan ke dalam penilaian pertama kita tadi.
Misalnya…
Kita melihat seorang pria kejam dan berwajah bengis…..
Bisa kita bayangkan ?
Pasti kita memberi penlaian negatif….
Nanti saat kita melihat pria tersebut kencing di balik pohon, kita langsung mencocokkan penilaian itu ke dalam kesan penilaian negatif yang sudah ada.
Kesannya bisa seperti ini….
” Tuh kan, orangnya memang kejam dan jorok. Lihat aja tuh kencing di pohon.”
Tetapi, coba kalau lihat pria ganteng dan maskulin.
Bahkan saat pria ganteng itu kencing di phon itu juga….
Kita langsung mempunyai kesan positif.
Kita jadi lebih pemaaf….
Padahal mereka sama-sama kencing di pohon.
“Yah, enak yah jadi cowok.Praktis. Kalau kebelet bisa buang air di mana saja.”
Tetapi kita punya kesan yang sungguh berbeda.
Yang bengis biasanya akan tetap kencing di pohon…
Kita memasukkan penilaian kita ke dalam hasil pandangan pertama.
Yang ganteng kalau kebelet banget saja…baru deh terpaksa kencing di pohon.
Yang bengis biasanya kerjanya nyrempet norma-norma kemanusiaan…..
Yang ganteng sangat menghormati nilai-nilai kemanusiaan….
Coba lihat bintang mission imposible….
Dipilih yang ganteng dan cantik….
Juga seluruh opera sabun….
Detik-detik pertama bertemu klien….sangat menentukan.
Continue to the business…..
Baju, jam tangan, gesture, kata-kata….detik-detik pertama ini yang membentuk detik-detik dan bulan-bulan berikutnya.
Perhatikan kesan pertama di kantor kita.
Bila kita punya reservation service, perhatikan kata-kata di email atau di telepon.
Perhatikan website kita, karena itulah gambaran dari business dan perusahaan atau instansi kita.
Itulah gambaran pertama yang dilihat customer.
Nantinya semua interaksi yang dialami oleh customer akan dimasukkan ke dalam kesan pertama tadi.
Jadilah excellent untuk detik-detik pertama, karena itu bisa menjadi gambaran diri kita yang sebenarnya. ??
Yanu pertama ketemu Fikri kelas 4 SD…saat Fikri ikut cerdas cermat P4. Pertama saya lihat…Fikri terlihat sebagai anak cerdas. 6 tahun kemudian….SMP dan SMA…saya pernah duduk 2 kali sebangku…dan berinteraksi hampir everyday…ternyata penilaian saya benar !! Bahkan sampai di S2…Fikri menjadi lulusan terbaik !! Applause buat Fikri !
???
Author: Winarso | Sumber: Group WA Tanggal 12-01-2016
Nilam:
Tidak dengan maksud membuka lagi “kehebohan” semalam… tetapi ada hal yang kita bisa liat dari kejadian itu agar kita lebih nyaman berkumpul dan lebih akrab tentunya…
Meskipun kita sudah berteman sejak SMA.. tetapi ternyata diantara kita, satu sama lain, belum benar-benar “mengenal baik” siapa teman kita sebenarnya… Beragam “surprise” bisa dilihat dari bagaimana orang lain bereaksi dan berespon terhadap ucapan dan sikap kita. Kita tidak mampu mengantisipasi reaksi orang lain karena kita tidak mengenal baik siapa mereka…
Ini sekalian melengkapi pelajaran Winarso tentang “hello effect” yang lalu… Masih ingat kan?
Terkadang kita menemukan “informasi” tambahan tentang sisi2 dari karakter orang lain yang tidak selalu tercapture dari kesan pertama yang kita tangkap…
Makin intensif interaksi yang terjalin.. makin kaya informasi yang kita dapat.. bisa menguatkan kesan kita, bisa juga sebaliknya.. Ini juga bisa menjelaskan komentar Fikri “witing tresno jalaran seko kulino”.. Semakin intensif.. semakin kenal.. bisa semakin nyaman bisa juga semakin tidak nyaman…
Pada dasarnya individu itu punya self image dan self concept… Kadang2 antara apa yang “ingin” dikesankan seseorang tidak selalu persis dengan konsep diri dia sebenarnya… Sebagai contoh, orang yang terkesan percaya diri, ternyata tidak selalu dia memiliki self confidence yang kuat.
(Sebagai catatan: untuk kejadian semalam juga ada faktor misunderstanding karena kelemahan komunikasi by texting)
Selamat beraktivitas temans…
Author: Nilamde | Sumber: Group WA Tanggal 12-01-2016