Excellent Service – Perception Point

Excellent Service – Perception Point

Author: Winarso | Sumber Group WA Smansa tegal 10-12-2015

perception-point-excelent-service

Saya sebenarnya pengen cerita tentang “perception point”…cuma agak panjang kalau harus lengkap….bahasa…menyebut nama….itu bagian dari perception point. ….

Itu materi service excellent….

Kalau di pekerjaan…selalu ada sharing knowledge….

Singkat saja ya…saya pakai contoh…??

Misalnya saat kita mau makan…..

Ada moment sbb saat kita mau makan :

  1. Datang dengan kendaraan dan restoran sudah kelihatan dari jauh.
  2. Parkir di parkiran restoran
  3. Masuk ke restoran menuju meja makan.
  4. Duduk di kursi
  5. Mendapatkan menu
  6. Memesan makanan
  7. Menunggu makanan datang
  8. Makan

Nah..setiap point dari at least 8 item itu tadi…yang kita sebut sebagai perception point…..lalu apa pentingnya?

Di masing-masing moment itu akan muncul kesan sendiri-sendiri….

Misalnya….

Saat melihat plang nama restoran dari jauh,  sudah mulai ada persepsi yang muncul di kepala : “Sepertinya restorannya sudah tua. Plangnya saja sudah pudar.”

Saat parkir di parkiran,  muncul persepsi berikutnya..”Sepertinya restoran ini cukup menyenangkan. Parkirnya luas dan rapi. Banyak tanaman pula.”

Semua persepsi akan muncul secara otomatis pada tiap perception point …tanpa bisa dicegah.

Pada kasus restoran tadi….dengan 8 perception point….kira-kira butuh berapa bad perception point sebelum customer lari?

Jawaban yang mengerikan dan jujur,  “hanya satu”.

Ada fakta yang menyakitkan tentang bad perception point….

Misalnya anda lihat Website sebuah resto yang bagus….

Lalu anda telpon resto itu….

Untuk reservasi tempat…

Hasilnya malah sakit hati dan tidak jadi makan di situ….

Widyo:
Saya, kalau belum punya info atau rekom ttg suatu rest, di suatu tempat yg baru, selalu sy pilih yg restonya bersih dan parkirnya terlihat sepi….

Padahal hanya gara-gara satu buah telpon saja….

Hanya karena seorang staff yang mungkin sedang galau hatinya.

Karyawan lain yang sedang bekerja di resto itu,  tidak pernah tau bahwa ada customer yang sakit hati dan kabur hanya gara-gara satu orang yang menjawab telpon seenaknya.

Padahal ada begitu banyak orang yang berjuang untuk keluarganya di situ.

Ada para koki yang berjuang untuk anak dan istrinya.
Ada tukang parkir yang hidup dari mobil-mobil yang singgah makan ke situ.
Semuanya tidak dapat kesempatan sama sekali untuk memperbaiki service.
Biasanya ini juga tidak hanya terjadi pada satu customer…tapi pada banyak customer.
Bagaimana caranya memperbaiki ini?
Supaya tidak ada yang “missing”  di tiap perception point?
Kayane bersambung kyeh….??

Parindra:
Kalau saya lebih melihat kepada cara restoran itu melayani tamunya..

Caranya pada saat membayar di kasir..si pemilik restoran hrs disamping kasir sambil menyampaikan trmksh sdh berkunjung ke restorannya dan sambil menanyakan apakah ada service yg krg memuaskan?

Nilam:
Bener win.. nambahin dikit aja.. bhw bgmn behav cust thd layanan akan bergantung pd ekspektasi cust.. dan ekspektasi itu yg hrs dibangun oleh penyedia jasa dlm hal ini

Dia akan jd problem ketika ada gap antara ekspektasi dan persepsi yg terbangun td

Perception point ini ada di kehidupan kita sehari-hari…

Di pekerjaan,  di keluarga dst…dst…

Sofwan Efendi:
Berarti itu kasus yg reservasi melalui telpon bukan yg datang langsung ke tkp.

Bukan….Sof….kan perception point itu jumlahnya bisa lebih banyak dari yang saya sebutkan….

Pelayan cantik,  ramah,  semlohai juga perception point….??

Saya lanjut solusinya nih….meeting diundur….?

Siapakah orang yang makan di resto kita?

Sebagian besar adalah repeater…loyal customer….

Pertanyaannya : Apakah karyawan kita tau apa definisi service excellent, pelayanan prima?

Kalau tidak ditetapkan standar pada masing-masing perception point,  maka service excellent tidak akan pernah terjadi.

Standard ini harus dikomunikasikan bukan hanya lewat mulut,  tapi juga secara tertulis….jadi blue print.

Kalau tidak….pasti service jadi tidak konsisten.

He..he…hal-hal kecil ternyata juga harus dibakukan yah…..?

Supaya siapapun yang menjalankannya servicenya tetap sama….excellent !

Coba saat makan di resto..ingat sharing tentang perception point ini…..atau saat masuk sebuah kantor pelayanan…..ingat perception point ini…..nanti kita tau mau yang kurang dst..dst…..??

Finish…

Tak tinggal meeting ndisit….bye….?

 

 

 

Resep Soto Tegal

Resep Soto Tegal

Resep Soto Tegal

Bahan:

1/2kg ayam

1/4 toge

Daun bawang yg di iris agak kasar

Sedikit gula merah

Kecap sesuai selera

 

Bumbu:

1.5 ons tauco

5 siung bawang merah

2 siung bawang putih

1/2 sendok teh mrica butir

3 buah cabe merah yg sdh di kukus..

Jahe se iris tipis saja

 

Cara memasak:

Ayam di goreng di suwir2

Toge di siram air panas tiriskan

Semua bumbu di haluskan… Lalu ditumis sampe harum lalu tauco dimasukkan.. Di beri sisiran gula merah sampe agak mengental… Lalu di kasih air panas.. Biarkan mengental kembali…

 

Untuk kuah:

2ltr air

1 sdk teh mrica halus

5 siung bawang putih yg digeprek..

5 tangkai sledri direbus

 

*catatan utk tauco kadang sudah asin.. Jd kalo bikin kuah ngasih garamnya sedikit saja..

 

Selamat mencoba.. Jgn lupa.. Bikinlah dengan penuh cintaaahh….

Penulis: Diryanto

Daftar Peserta Reuni 26 Desember 2015 Yang Sudah Registrasi

Daftar Peserta Reuni 26 Desember 2015 Yang Sudah Registrasi

Daftar Sementara Peserta Reuni Yang Sudah Registrasi per tanggal 22 Desember 2015

(Data tersebut tidak termasuk teman teman yang berdomisili di Tegal)

  1. Mukhlisoh,SSi,Apt – Tegal
  2. Diah Prihantini Wahyuningsih – Semarang
  3. Rudie Widodo – Bogor
  4. Dedy Wahyudi – Tegal
  5. Diryanto – Tegal
  6. Pulung Setyo Wibowo – Bandung
  7. Sanuri – Depok
  8. Arief Rakhman – Jakarta
  9. Eko Sunaryo R – Bekasi
  10. Sad Yunike Rinzani – Semarang
  11. Latifah – Tegal
  12. DR Tafakurrozak – Bekasi
  13. Moh. Imam Mustakim – Tangerang Selatan
  14. Pangestu Indrayani – Bekasi
  15. Irma Sofiati – Semarang
  16. Winarso – Tembagapura, Papua
  17. Sunchayati – Tembagapura, Papua
  18. Didi Supriyadi – Belitung
  19. Trisnaningroem – Lampung
  20. Diah Setiati – Semarang
  21. Dyah Nur Manggala Eka Janiati – Semarang
  22. Mei Trilistiyani – Bekasi
  23. Albertus Iwan Pasau – Depok
  24. Dwi Putri Prihatiningtyas Utami – Semarang
  25. Jamal Mutaqin – Tegal
  26. Nilam Permatasari – Bekasi
  27. Sofwan Efendi – Tasikmalaya
  28. Akhmad Nakrowi – Tangerang
  29. Hubertus Budi – Jakarta Timur
  30. Umu Arofah – Rembang
  31. Chaerun Nisa – Jakarta Timur
  32. Zahra Laila  – Pekalongan
  33. Desi Frihandini Afief – Semarang
  34. Nesline Sari – Bandung
  35. Anita Andreani – Malang
  36. Inge Widjaja – Solo
  37. Manis Irawan – Semarang
  38. Eko Pramono – Tangerang
  39. Santi Wijayanti – Tegal
  40. Alfi Amalia – Bogor
  41. Veronica Kartika Indrawati – Magelang
  42. Aris Budiarto – Tangerang
  43. Dwi Widiyanti (Wiwiek) – Yogyakarta
  44. Teguh Teja Yuwana – Depok
  45. Budi Supriyanto – Tegal
  46. Novian Triatmoko – Jakarta
  47. Widyo Hartanto – Palembang
  48. Dyah Rosilawati – Bogor
  49. Tatang Rizal Afgani – Barito Timur, Kalteng
  50. Suswanti – Jakarta
  51. Rudi Darmawan (Ucok) – Tangerang
  52. Vidi Christianto – Bekasi
  53. Yuli Pujo Susetyawan – Purwokerto
  54. Surono
  55. Fernando Rahardian Srivanto
  56. Tri Yuliana – Tegal
  57. Joharudin – Depok
  58. Erlin Nurhayati – Purwokerto
  59. Ardinsyah (Didit) – Purwokerto
  60. Modestus Djabidi – Bogor
  61. Hesti Susilowati – Brebes
  62. Sutji Muljani – Tegal
  63. Santoso Raharjo – Depok
  64. Iwan Setiadi – Bekasi
  65. Mugi Mabruroh – Karawang
  66. Emmy Kusumadewi M – Bekasi
  67. R.Prahardi – Purwokerto
  68. Rusli – Tegal
  69. Sukirman – Tegal
  70. Umi Laela – Tegal
  71. Eti Apriawati – Semarang