Bakhri Oskandar
Seri #2
Seri #1 | Seri #2 | Seri #3 | Seri #4 | Seri #5 | Seri #6
“sejak peristiwa cincin itu,, aku mulai mencoba menyusun rencana utk menghadapi semua kemungkinan yg ada…
Dan salah satu yg aku pikirkan adalah mengharap dukungan dari keluargaku seandainya sesuatu harus terjadi…
Maka aku putuskan utk memperkenalkan Komala ke keluarga..
Sabtu pagi,,sepekan setelah pembicaraan,, aku ajak dia berkunjung ke Tegal..
Mulanya dia agak ragu,, tapi akhirnya aku bisa meyakinkannya bahwa ini diperlukan utk mendukung rencana..
Tapi aku memang tak sempat memberitahukan perihal kunjungan ini ke keluarga Tegal…
Dan sudah aku duga,, keluarga lumayan kaget begitu aku pulang tidak sendirian seperti biasanya…
Sontak,, begitu banyak pertanyaan yg harus aku hadapi…
Untung saja,, kejutan dariku bukan hal baru buat mereka… Jadi setelah aku jelaskan,, maka kekagetan itupun bisa hilang…
“Malem ini si Komala tidur disini,,, tapi kamu gk boleh ada di rumah ini malem ini..!”
Begitu syarat bapakku tegas..
Aku juga bisa mengerti itu…
Alhasil aku harus tidur di tempat kakakku di jalan Poso waktu itu..
Pagi hari aku baru bisa bicarain panjang lebar masalah ini dgn keluarga…
Tapi ada satu hal yg bikin aku terharu dgn pertemuan Komala dgn keluarga ku..
Waktu aku sampai kembali ke rumah,, rupanya Komala sedang di ajak ibuku utk ikut ke pasar…
Dan begitu melihat mereka pulang,, aku bahagia melihat mereka begitu akrab,, seperti yg sudah kenal lama…
“Komala anaknya baik,, ibu suka sama dia..!”
Masya Allah,,, aku seperti mandi embun pagi mendengar pengakuan ibuku itu…
Tapi lain dengan sikap dari bapakku..
Beliau cuma mensyaratkan satu hal,, bahwa apapun rencanaku dgn Komala,, apapun itu,, semua harus berjalan seperti yg digariskan agama.
Cuma itu yg jadi patokan bapakku…
(bersambung…)