Bakhri Oskandar
Seri #1 | Seri #2 | Seri #3 | Seri #4 | Seri #5 | Seri #6
Tasik menyimpan cerita tersendiri buatku..
Aku biyen delat maning enggal jembelong karo bocah Tasik..
Daerah pamoyanan …
Kaki gunung Galunggung…
deket Suryalaya..
Thn 96 wkt itu…
Aku sih ketemune nang Jakarta..
Kalo soal syarat sih,, insha Allah bisa…
Yg berat itu misteri dari bocah ini…
Apa namanya yah..??!
Penuh hikmah,,, sebut aja gitu deh..🙂
Namanya Komala Sari… panggilannya Mala
Utk ukuran aku,, dia cantik.
Kepribadian nya baik..
Orangnya ceria..
Waktu itu aku tinggal di Palmerah,, samping Gramedia…
Dia kebetulan kerja di Gramedia itu..
Jadi setiap dia mau ke Gramedia,, aku liat dia sambil ndlongop..
Lama2 aku beranikan diri buat nyapa dia..
Alhamdulillah,, gayung bersambut..
di point pertemuan inilah awal semuanya terjadi..
Jadilah aku mulai deket,, sampai akhirnya sering jalan bareng..
Dan kecocokan pun mulai terasa…
Ada satu lagu dari air supplay yg menjadi begitu dalam buat kami,, judulnya Someone Who Believes In You
Tapi aku tidak akan bahas isi lagu itu…
Setelah sekitar 3 bulan jalan bareng,,
suatu sore 15 Apri ’96,, pukul 16.39..Aku berniat utk beranikan diri ungkapkan perasaan…
Kebetulan hari Sabtu aku ajak dia ke tempat ngobrol yg enak..
Sore itu sepertinya dia udah bisa menebak apa yg mau aku katakan,, dan dia tampil sangat istimewa sore itu..
Keseharian dia biasa casual,, tapi sore itu dia begitu gorgeous…
Dgn gaun maroon,, kulit putihnya begitu bersinar…
Sore itu aku bener2 melihat sosok bidadari…
Seiring air supplay berkumandang,, aku beranikan diri tuk meraih jemarinya…
Lembut bak sutra Mongol..
Degup jantungku bergemuruh..
Namun ada hal ganjil yg aku temui di jari manisnya..
Ada sebentuk cincin melingkar disana..
Melihat ekspresi wajahku,, tanpa aku tanya,, diapun berkisah soal cincin itu…
“Aku sudah dijodohkan sama orang tuaku..”
Dia ucapkan itu dengan derai air mata…
Aku berusaha sekuat tenaga menyembunyikan kekagetan ku..
” dan cincin ini telah mengikatku 6 bulan yg lalu..”
Serasa sore itu langit berubah kelam…
Mendung tiba” menutup indahnya matahari sore itu…
Sejenak aku terdiam…
“Aku minta maaf,, tak tega utk bercerita dari awal kita kenal…
Ketulusan kamu buat aku ingin mematahkan cincin ini..”
Aku masih bingung,, harus berkata apa…
Tapi kalimat terakhir itu yg bisa membuat ku masih tetap duduk disana…
Akhirnya dia berani bercerita,, bahwa selama ini dia berharap akan ketemu seseorang yg bisa memberikan kekuatan utk mendobrak pasungan ini..
Dan orang itu,,katanya aku..
“Aku bukan mau mengajarkan kamu utk jadi anak durhaka ke orang tua..”
Aku mulai bisa bicara..
“Tapi aku juga bukan hendak membiarkan sebongkah hati terpasung tanpa daya..”
“kuncinya ada di kamu..
Mudah-mudahan kamu yakin bahwa aku memang dihadirkan utk dampingi kamu hadapi masalah ini…
Jika kamu yakin,, bismillah,, aku akan dampingi kamu menghadapi orang tua kamu..
Dia menatapku syahdu,,,seakan akulah harapan terakhir nya..
“Aku yakin..!”
Kalimat itu meluncur pasti dari bibir ranumnya..
Membuat langit kembali cerah…
“I do love U..”
Balasku pasti…
Dan sejak hari itu semua pikiranku terfokus pada satu hal…
Membuka belenggu itu…
Semua peristiwa perjodohan bisa aku dapatkan dengan detil gambarannya…
(bersambung…)